Tuesday, 27 September 2016

KEHEBATAN POLANTAS DI WILAYAH KONFLIK



Jaman putih abu-abu dulu, yang tahu Jalan Perjuangan di Cirebon, itu hampir tiap hari brang breng brong, batu, bata, kayu, tak jarang panah paku, melayang di udara berhamburan, layaknya puting beliung. Senjata tajam seperti 'samurai' kadang ditangan seorang cewe yang pake celana kaya cowo melintang-lintang mengayun-ayun di depan seolah menantang (Itu cewe waktu kecilnya mungkin dikasih makan Odeng. Odeng = Sejenis serangga penyengat). 

Yang jagoan dan sok jagoan (yang ingin dapat pengakuan, biar dibilang berani) berdiri melawan paling depan. Meskipun kadang kepala harus nong-nong (what the meaning is nong-nong?... kalo nggak tahu nong-nong ini bahasa sunda, bisa kamu praktekan, coba ambil batu pukulin ke kepalamu dijamin kepalamu nong-nong)
Saya sendiri, mekipun Avatar (baca dibalik : Ratava) seorang pengendali udara (Tukang kompresor isi angin maksudnya?.. ) nggak ikutan, akumah apa atuh takut, paling makan bakso aja dibelakang barisan atau mukulin tiang listrik biar suasana tambah gaduh. Yah meskipun itu tindakan bodoh sebenaranya. Karena kalo bapak Polisi datang, pasti akika dikejar, karena dianggap provokator (apa sangkut-pautnya mukulin tiang listrik 'teng.. teng... teng... teng' bisa dianggap provokator? karena Polisi itu pacarnya tiang listrik, khan kalo di tengah jalan prat prit prat prit ngatur lalu lintas sendirian kaya tiang listrik tho?.. ) bohong sih, karena yang turun ke tawuran atau kerusuhan adalah DALMAS (Pengendali Massa) dan Brimob (Brigade Mobile) bukan Polantas. Kenapa bukan Polantas yang turun ke tawuran, karena nanti cepet selesai, khan slogan Polantasi 'Damai Itu 20 ribu' ...

Sunday, 25 September 2016

CARA SIDANG JIKA ANDA DITILANG DI PN KUNINGAN JAWA BARAT


Waktu si Ipan di tilang bapak Polisi, eh dia malah ke kampus. Kupikir dia malah takut ngadepin persidangan (jadi pura2 ngampus) wkwkkw. Nyuruh tukang ojek untuk sidang, eeh nggak bisa nggak ngerti, katanya. Hampir semua orang (yang dimintai pertolongan sama Bi Emi) punya alasan untuk nolak ke persidangan. Yah begitulah mungkin mereka ketakutan dengan apa yang namanya 'sidang'. wkwkkwkw
Lalu, harapan satu-satunya saat itu adalah saya. Saya nggak nolak karena saya adalah 'Supermen' pembela kejahatan dan pembasmi kebenaran (eh kebalik ya). wkwkw
Saat itu, masalah saya cuma satu nggak tahu tempat sidangnya dimana. Walaupun di surat tilang tertulis di Kantor Pengadilan, Kuningan Jawa Barat. Karena saya Supermen, tentu punya badan Intelijen (aslinya sih ngehubungi temen yang rumahnya di Kuningan, tapi khan biar keren bilangnya badan intelijen. Wkwwkw)
Setelah itu masih ada satu masalah, tata caranya gimana?.. Kupikir ada om Google, browsing aja sebelum berangkat teh. Eh iya ada.
1. Cuma bawa fhoto copy Identitas dan yang Asli
2. Sambil bawa surat tilangnya tentunya. Di surat tilang sudah ada keterangan, akan datang sendiri, atau diwakilkan. Saat itu disurat tilang sudah tertulis diwakilkan (jadi rupanya si Ipan udah niat nggak mau datang) wkwkwkkwk
3. Setelah itu di bawa, lalu di depan kantor pengadilan ada petugas khusus (semacam frontliner) disitu surat tilang dan kartu ID kita diserahkan dan bilang untuk sidang.
4. Kamu akan disuruh masuk ke suatu ruangan sidang. Nggak perlu takut, itu dalamnya orang semua koq (kalopun ada setan ya nggak kelihatan wwkwkw..) dan tentu kamu akan nggak sendirian disana, antri orang yang sidang semua disitu. Jangan dibayangin kaya persidangan kopi ala Jessica ya (yang mirip sinetron di TV xixixi..) karena disana Pak Hakimnya juga lucu. Nggak tahu si itu Pak Hakim karena takut ama saya atau gimana (karena saya Supermen gitu), karena salah satu percakapan dengan terdakwa yang mewakili sidang anaknya begini percakapannya (rada lupa2 ingat ya) :
Pak Hakim : "Anak bapak, bawa mobil, belum punya SIM, nggak pake sabuk, itu kenapa bapak biarkan?"
Terdakwa : (lupa jawabannya gimana karena udah lama, kalo nggak salah jawabannya sebagai berikut : _____ ) "Anak saya mau ke kota nggak ada yang nganterin, jadi dia bawa mobil sendiri "
Lalu, Pak Hakimnya ngasih wejangan, bla ... bla ... bla..
"Dengan pelanggaran tersebut, dendanya adalah sebesar (berapa juta gitu saya lupa nominalnya). Lalu Pak Hakim melanjutkan :
"Dengan ini saya denda, Rp 100.000 (seratus ribu) saja, dan silahkan dibayarkan di meja sebelah." (biasanya pebayaran denda di ruang sidangnya, ada petugas khusus, terdiri dari 3-4 orang tugasnya nerima uang denda dan ngasih kembalian,____semoga mereka cuci tangan ya kalo mau makan, uang khan benda penuh bakteri -karena bekas perpindahan dari tangan satu ke tangan lain, kasian nanti mereka sakit perut- wkwkkwwk..)
Semua yang hadir termasuk saya, ada yang nyengir ada yang ketawa kecil ada yang senyum imut dll.
Dalam hati saya, heeeuuuh cuma gitu doang. Atuh daripada ngasih duit ke Polisi sambil nakut-nakutin (kalo ditilang di jalan) mending sidang. Murah meriah, dari jutaan paling gede Cuma seratus ribuan nggak akan nyampe 150.000 koq. Yang kesalahannya kecil ya kecil lagi dendanya.
Kesimpulan : Walaupun dendanya tertulis berjuta-juta. Aslinyamah nggak akan di denda segitu. Semoga masuk surga lah Hakim yang Jujur. Yang nggak jujur semoga di makan ikan hiu wkwkwkwkw..
Kamu disana ahanya tinggal nunggu antrean aja. Giliranmu dipanggil. Di beberkan kesalahan, terus bayar. Udah deh pulang. Sekian.
Note buat DPR (yang bikin UU) kalo ditilang di luar kota, itu sidangnya gimana?.. harus di tempat/kota dimana kita ditilang khan?... Atuh Pak DPR jangan bikin susah orang atuh pak.

follow penulis di facebook : Ratava Aisenondi (Avatar Indonesia)