Jaman putih abu-abu dulu, yang tahu Jalan
Perjuangan di Cirebon, itu hampir tiap hari brang breng brong, batu, bata,
kayu, tak jarang panah paku, melayang di udara berhamburan, layaknya puting
beliung. Senjata tajam seperti 'samurai' kadang ditangan seorang cewe yang pake
celana kaya cowo melintang-linta ng mengayun-ayun di depan seolah menantang
(Itu cewe waktu kecilnya mungkin dikasih makan Odeng. Odeng = Sejenis serangga
penyengat).
Yang jagoan dan sok jagoan (yang ingin dapat
pengakuan, biar dibilang berani) berdiri melawan paling depan. Meskipun kadang
kepala harus nong-nong (what the meaning is nong-nong?... kalo nggak tahu
nong-nong ini bahasa sunda, bisa kamu praktekan, coba ambil batu pukulin ke kepalamu
dijamin kepalamu nong-nong)
Saya sendiri, mekipun Avatar (baca dibalik :
Ratava) seorang pengendali udara (Tukang kompresor isi angin maksudnya?.. )
nggak ikutan, akumah apa atuh takut, paling makan bakso aja dibelakang barisan
atau mukulin tiang listrik biar suasana tambah gaduh. Yah meskipun itu tindakan
bodoh sebenaranya. Karena kalo bapak Polisi datang, pasti akika dikejar, karena
dianggap provokator (apa sangkut-pautnya mukulin tiang listrik 'teng.. teng...
teng... teng' bisa dianggap provokator? karena Polisi itu pacarnya tiang
listrik, khan kalo di tengah jalan prat prit prat prit ngatur lalu lintas
sendirian kaya tiang listrik tho?.. ) bohong sih, karena yang turun ke tawuran
atau kerusuhan adalah DALMAS (Pengendali Massa) dan Brimob (Brigade Mobile)
bukan Polantas. Kenapa bukan Polantas yang turun ke tawuran, karena nanti cepet
selesai, khan slogan Polantasi 'Damai Itu 20 ribu' ...

Baca Juga : CARA SIDANG SIM/STNK DI PENGADILAN
LEMBAGA POLRI AKAN DIGANTI DENGAN INI ..
No comments:
Post a Comment